Pages

Subscribe:

Jumat, 30 Desember 2011

Memaknai Tahun Baru Masehi 2012


Tahun Baru 2012
Tret tet…tet…tet… ! begitu gemuruh bunyi terompet hias  di mana-mana. Tradisi ini  selalu terdengar di setiap pergantian tahun Masehi, utamanya beberapa hari sebelum tanggal 1 Januari.
Puncak acara, adalah detik-detik terakhir menuju  tepat pukul 00.00. Tanpa dikomando, serentak terompet dibunyikan di berbagai penjuru dunia.
Terompet telah identik dengan tahun baru Masehi. Anak kecil, remaja, orang dewasa dan tidak ketinggalan para lanjut usia apapun ras dan agamanya termasuk kaum Muslimin dengan wajah riang dan suka cita meniup terompet untuk menyambut datangnya tahun baru tersebut.
Meniup terompet merupakan salah satu dari sekian banyak cara menyambut dan merayakan tahun baru Masehi. Masih ada banyak cara, acara, upacara dan aktivitas lainnya yang diadakan. Ada pula acara-acara yang diadakan oleh sebagian kaum Muslimin yang mengambil lokasi di beberapa tempat seperti masjid, lapangan dan sekolah. Acara-acara tersebut diisi dengan aktivitas-aktivitas yang bernilai Islam seperti muhasabah, tausiyah, mabit. Juga diisi dengan do’a, tahlil, tahmid dan dzikir berjama’ah,  Bahkan perlunya muhasabah dan memanjatkan do’a pergantian tahun dalam menyambut tahun baru Masehi disinggung sebagian ustadz, ustadzah, da’i, da’iyah dan khotib di dalam ceramah, tausiyah dan khutbah mereka. Semua aktivitas dan acara yang berkaitan dengan datangnya tahun baru Masehi - baik yang bernilai Islam maupun yang tidak - telah menjadi adat kebiasaan, keharusan serta gaya, pola dan cara hidup banyak orang Islam di banyak tempat. Semua itu dianggap wajar oleh mereka. Meniup terompet dan melakukan berbagai aktivitas acara tahun baru tersebut dilakukan dengan senang dan ringan hati tanpa bersikap kritis dan mempertanyakan apakah yang dilakukannya bernilai ibadah atau tidak. Pertanyaan tersebut sangat vital bagi setiap Muslim karena tujuan hidup diciptakannya manusia hanyalah untuk beribadah kepada Allah.
Allah berfirman yang artinya: “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah (mengabdi) kepada-Ku.”
 (QS. Adz-Dzariyat [51]:56)
Jika bernilai ibadah, apapun pekerjaan yang bersifat duniawi akan mendatangkan pahala dan ridho Allah. Jika tidak bernilai ibadah, pelakunya hanya akan mendapatkan hal-hal yang bersifat duniawi. Itu adalah sebuah kerugian bagi seorang Muslim. Pekerjaan apapun selain ibadah yang bersifat ukhrowi bisa bernilai ibadah dan bisa diniatkan sebagai ibadah jika pekerjaan tersebut termasuk kategori amal sholeh, serta baik dan benar menurut ketentuan Allah dan Rasul-Nya. Selain itu jika melakukannya atas dasar iman, serta ada niat di dalam hati melakukan pekerjaan tersebut untuk menggapai ridho Allah.
Pertanyaan kedua, yang harus dijawab adalah jika tidak bernilai ibadah apakah perbuatan itu adalah perbuatan dosa. Jika memang jelas itu adalah perbuatan dosa, maka setiap Muslim berkewajiban untuk tidak mempraktekkannya, serta menasehati dan mencegah orang lain terutama keluarga dan kerabat agar tidak melakukannya.
Allah berfrman yang artinya: “Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al-Ashr [103]:2-3)
Hakekat Tahun  Masehi
Tahun Masehi adalah perhitungan tahun yang menggunakan kalender Julian dan Gregorian. Dalam bahasa Inggris dan dipergunakan secara internasional, istilah Masehi yang biasanya disingkat M disebut “Anno Domini” (AD) yang berarti  Tahun Tuhan kita dan Sebelum Masehi yang biasanya disingkat SM disebut sebagai “Before Christ” (BC) yang berarti Sebelum Kristus. Kalender Julian dibuat oleh Julius Caesar dibantu oleh Sosigenes seorang ahli astronomi dari Iskandariyah.
Kelender Masehi mulai dihitung dari tahun 1 M yang dianggap sebagai kelahiran Isa Al-Masih. Sedang  masa sebelum kelahirannya disebut dengan Sebelum Masehi. Tahun Masehi dimulai dengan bulan Januarius yang diambil dari nama dewa Romawi “Janus” yaitu dewa bermuka dua, satu muka menghadap ke depan dan yang satunya menghadap ke belakang. Dewa Janus adalah dewa penjaga gerbang Olympus. Sehingga diartikan sebagai gerbang menuju Tahun yang baru.
Sedangkan kalender Gregorian adalah kalender yang digunakan untuk mengoreksi dan menggantikan kalender Julian yang berlaku sejak 47 SM. Yang mengusulkannya ialah Dr. Aloysius Lilius dari Napoli Italia dan direstui oleh Paus Gregorius XIII pada tanggal 24 Februari 1582. Kalender ini disebut Gregorian karena dekritnya dikeluarkan oleh Paus Gregorius XIII. Pada awalnya kalender ini digunakan untuk menentukan jadwal kebaktian gereja-gereja Katolik dan Protestan, serta untuk menentukan hari perayaan Paskah yang berlaku di seluruh dunia.
Tahun baru Masehi pertama kali dirayakan pada tanggal 1 Januari 45 SM oleh bangsa Romawi dengan cara saling memberikan hadiah potongan dahan pohon suci. Setelah itu,  mereka saling memberikan kacang atau koin lapis emas dengan gambar dewa Janus. Selain saling memberikan hadiah di antara mereka, rakyat Romawi juga mempersembahkan hadiah kepada para kaisar. Lambat laun para kaisar pun mewajibkan rakyatnya untuk mempersebahkan hadiah-hadiah kepada mereka.
Pada Abad Pertengahan, setiap tanggal 25 Maret mayoritas bangsa Eropa merayakan pergantian tahun sebagai hari raya umat Kristen yang disebut Hari Kenaikan Tuhan. Selanjutnya pada tahun 1582  Paus Gregorius XIII mengubah hari perayaan tahun baru Umat Kristen dari tanggal 25 Maret menjadi 1 Januari kembali.
Di zaman ini kita bisa menyaksikan sendiri kedatangan tahun baru Masehi pasti beriringan dengan hari raya umat Kristen yakni Natal. Kita juga bisa menyaksikan sendiri dengan mudah ucapan hari Natal selalu satu paket dengan ucapan selamat tahun baru Masehi yang berbunyi “Merry Christmas and Happy New Year” (Selamat Natal dan Tahun Baru).
Dengan demikian jelaslah bahwa perayaan menyambut tahun baru Masehi adalah salah satu hari suci umat Kristen, serta identik dengan dan tidak bisa dipisahkan dari ajaran pagan Romawi dan agama Kristen
Tahun baru 2012 berbarengan dengan tahun baru 1433 Hijriyah , maka seyogyanya tahun ini harus lebih baik bari tahun sekarang. Hijrah adalah jalan yang paling utama, hijrah untuk menuju ridho Allah.

Kurikulum Pendidikan Islam

Adab kepada orangtua

Adab kepada orangtua


Pendidikan Islam


PENDIDIKAN ISLAM sifat rasul

Buku Pendidikan Anak

JILBAB

Buku-Buku Islam